Pertanyaan mengenai artikel dan membutuhkan artikel yang belum ada silakan kirim email ke pemdeskarangasem@gmail.com

Wednesday, February 27, 2013

DATA BANJAR DINAS SE-KABUPATEN KARANGASEM PER JANUARI 2013

Kabupaten Karangasem merupakan Kabupaten di ujung Timur Pulau Bali. Dalam wilayah pemerintahannya Kabupaten Karangasem mewilayahi 8 (delapan) Kecamatan, serta 75 (tujuh puluh lima) desa dan 3 (tiga) Kelurahan.

Karena terdapat pemekaran banjar dinas pada tahun 2012, yakni di Desa Seraya dan Tianyar, maka data banjar dinas di Kabupaten Karangasem per Januari 2013 adalah : 541 (lima ratus empat puluh satu) banjar dinas, dan 52 (lima puluh dua) lingkungan

data nama banjar dinas tersebut dapat dilihat atau di download di link berikut :

Riwayat Singkat Lahirnya Nama Amlapura
Pada saat itu semenjak terjadi penyerahan kekuasaan kerajaan Karangasem dari pemegang tampuk kekuasaan Raja Batuaya kepada pihak Puri Karangasem, merupakan masa peralihan dari sistim kerajan kepada sistem Pemerintahan Republik, dimana wilayah Kota Amlapura sekarang bernama Amlanegantun.
Mula-mula Ibu Kota Karangasem masih berpusat dengan nama Karangasem pula. Mengingat beberapa Kabupaten di Bali sudah memiliki Ibu Kota seperti Buleleng dengan Kota Singaraja - Singa Ambararaja, Jembrana dengan Kota  Negara, Badung dengan Ibu Kota Denpasar, maka dicarilah upaya untuk mencari nama terbaik Ibu Kota Karangasem.

Anak Agung Gde Karang yang menjadi Bupati saat itu berkonsultasi dengan Ketua DPRD Ida Wayan Pidada, hingga menemukan nama Amlepure (Amlapura) yang artinya, Amla berarti buah-buahan, sebagaimana layaknya daerah Karangasem yang memiliki potensi buah-buahan yang sangat beragam, buah apapun yang ada di Bali di Karangasem pun ada. Dari asal nama wilayah Amlanegantun dan sebagai pusat buah-buahan yang beragam, maka lahirlah nama Amlapura (Pura = tempat, Amla = buah).

Nama Amlapura akhirnya diresmikan sebagai Ibu Kota Kabupaten Karangasem  dengan turunnya Kep. Mendagri tanggal 28 Nopember 1970 No. 284 tahun 1970, dan terhitung mulai tanggal 17 Agustus 1970,  Kota Karangasem sebagai Ibu Kota Dati II diubah menjadi Amlapura, bersamaan dengan  Upacara Pembukaan Selubung Monument Lambang Daerah, oleh Panglima Daerah Kepolisian (Pangdak) XV Bali, sebagai Panji kebanggaan Kabupaten Karangasem di Lapangan Tanah Aron. Dan yang menggembirakan saat itu Kabupaten Karangasem menerima penghargaan Sertifikat dan Tropy Patung dan hadiah berupa uang Rp. 200,00 sebagai Kabupaten Terbersih di Bali. Kini Karangasem pada peringatan hut Kota Amlapura ke-39 juga menjadi Kota Terbersih tidak hanya se-Propinsi Bali tetapi se-Indonesia dengan meraih Trophy Adipura.

Lambang Daerah diambil dari simbol Gunung Agung yang mengepulkan asap dengan membentuk Pulau Bali dengan Tugu Pahlawan di tengah, dikelilingi padi dan kapas menandakan simbol kemakmuran Gunung Agung dengan Pura Besakih sebagai pusat ritual umat Hindhu serta memiliki sejarah sebagai daerah perjuangan, murah sandang pangan, gemah ripah loh jinawi berkat lahar Gunung Agung.
Sedangkan garis merah merupakan simbol Karangasem ngemong Pura Kiduling Kreteg di Besakih.


Kepala Daerah dari masa ke masa

Para pejabat yang pernah memegang jabatan sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Karangasem / Bupati dan Wakil Bupati Karangasem, yaitu :

Anak Agung Gde Jelantik ( 1951 – 1960 )
I Gusti Lanang Rai ( 1960 – 1967 )
Anak Agung Gde Karang ( 1967 – 1979 )
Letkol Pol I Gusti Nyoman Yudana ( 1979 – 1989 )
Kolonel Pol. I Ketut Mertha, Sm.Ik. S.sos ( 1989 – 1999 )
Drs. I Gede Sumantara Adi Prenatha dan Drs. I Gusti Putu Widjera ( 1999 – 2005 )
I Wayan Geredeg, S.H. dan Drs. I Gusti Lanang Rai, M. Si. ( 2005 – 2010 )
I Wayan Geredeg, S.H. dan I Nengah Sukerena, S.H. (2010 - 2015)

No comments:

Post a Comment